Minggu, 13 Oktober 2024

Breaking News

  • Abdul Wahid Pulang ke Inhil, Ribuan Warga Ikut Ramaikan Senam Sehat Fermadani - Bermarwah   ●   
  • Pemko Pekanbaru Klaim Kawasan Kuliner Cut Nyak Dien Lebih Tertata   ●   
  • Pelantikan Pimpinan DPRD Riau Masih Menunggu SK Kemendagri   ●   
  • THL di Setwan DPRD Riau Punya Tas Senilai Rp87 Juta dan Sandal Rp21 Juta   ●   
  • Sempena HUT Kuansing Ke-25, Sentajo Raya Boyong Lima Penghargaan   ●   
Lebanon Jadi Jalur Gaza Selanjutnya
Selasa 24 September 2024, 13:45 WIB

BEIRUT (Tabloidrakyat) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres memprediksi Lebanon akan menjadi Jalur Gaza berikutnya. Artinya, adu senjata antara Israel dan Hizbullah sulit untuk dipadamkan.

’’Kedua pihak sepertinya tidak berminat terhadap gencatan senjata,” kata Guterres seperti dikutip dari AFP, kemarin (23/9).

Israel telah menyatakan secara terbuka akan menyerang seluruh Lebanon. Mereka berdalih memburu Hizbullah yang mendukung Hamas. Sebelumnya, kedua pihak sudah bersitegang di perbatasan Lebanon-Israel dengan saling menembakkan roket.

Juru Bicara Militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari meminta kepada masyarakat Lebanon menghindari kawasan yang berpotensi jadi target serangan. Mereka menargetkan tempat-tempat yang diduga jadi sarang Hizbullah. ’’Serangan dalam waktu dekat,” katanya seperti dilansir dari AFP.

Israel telah mengirim pesan suara lewat ponsel kepada warga Lebanon untuk menjauh dari kawasan yang berpotensi digempur. Jika selama ini konflik terjadi di perbatasan Israel dengan Lebanon, Hagari menyebut ke depan militer akan menyerang ke area yang lebih luas.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengungkapkan, serangan beruntun Israel ke Lebanon Selatan mengakibatkan 100 orang tewas, termasuk anak-anak, perempuan, dan paramedis. Eskalasi yang terjadi sekarang juga merupakan yang terbesar sejak perang meletus di Gaza pada 7 Oktober lalu.

Israel mengaku telah menembakkan lebih dari 300 roket ke bagian selatan Lebanon, sedangkan Hizbullah menargetkan tiga sasaran di sisi utara Israel. Serangan Israel juga mengakibatkan 400 orang mengalami luka.

PBB dan berbagai negara sudah meminta Israel dan Hizbullah untuk menahan diri dari perang habis-habisan. Ini menyusul Israel mulai memindahkan kekuatan militernya dari sisi selatan yang berbatasan dengan Gaza ke utara yang berbatasan dengan Israel.

’’Kami tidur dan bangun di antara bunyi bom. Beginilah hidup kami sekarang,” kata Wafaa Ismail, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Lebanon Selatan, kepada AFP.

Selain luka, dampak lainnya adalah rusaknya infrastruktur. Menteri Pendidikan Lebanon Abbas Halabi menyatakan, sekolah di wilayah yang terdampak serangan akan libur. Tidak hanya di wilayah timur dan selatan, tapi juga pinggiran Beirut. Rencananya akan dilakukan dua hari.

Wakil Kepala Hizbullah Naim Qassem menyatakan bahwa konflik dengan Israel telah memasuki babak baru. Pihaknya pun telah siap dengan segala kemungkinan militer. ’’Kami bakal melakukan perhitungan dengan Israel,” katanya.

Dilansir dari The Guardian, sejak peringatan Israel untuk meminta warga sipil menjauh, ada 60.000 panggilan telepon di seluruh Lebanon. Isi telepon itu adalah rekaman yang menginstruksi warga mengungsi dari rumah mereka.
Chairman Ogero, operator infrastruktur telepon di Lebanon, Imad Kreidieh menyebut Israel mengirim sejumlah rekaman suara otomatis melalui operator internasional. ’’Sistem tidak mengenali sebagai panggilan Israel,” ungkapnya.

Dia menambahkan, apa yang dilakukan Israel adalah teknik lama yang pernah terjadi pada 2006 silam. Pihaknya pun telah menemukan sumber panggilan itu dan sudah bisa dihentikan.

Komitmen Indonesia

Terpisah, Indonesia kembali menunjukkan komitmennya soal kondisi kemanusiaan di Palestina yang semakin memburuk. Itu ditunjukkan dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi dengan Komisioner Jenderal (Komjen) The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugee in the Near East (UNRWA) Philippe Lazzarini. Dalam pertemuan yang digelar di sela-sela High Level Week (HLW) 79th UN General Assembly (UNGA) itu, Retno dan Lazzari juga membahas soal dukungan bantuan kemanusiaan Indonesia melalui UNRWA.

’’Hingga saat ini, lebih dari 250 pekerja kemanusiaan, termasuk staf kemanusiaan UNRWA, telah terbunuh dan sekitar dua pertiga bangunan UNRWA mengalami kerusakan di Gaza,” ujarnya.(lyn/mia/c17/ttg/jpg/muh)

Sumber: Riaupos.com




Untuk saran dan pemberian informasi kepada tabloidrakyat.com, silakan kontak ke email: tabloidrakyat@yahoo.com


Komentar Anda


Copyright © 2023 Tabloidrakyat.com - All Rights Reserved
Scroll to top